Artikel Terbaru

twitter

Selasa, 28 Agustus 2012

Hp

Ini sudah ketujuh kalinya aku melewati gerai handphone alias HP di
mall itu dengan wajah yang kata anak sekarang disebut mupeng 'muka
pengen'. Ya HP nokia dengan pitur lumayan lengkap kamera
intternal,infra red,radio,lampu senter,nada dering polyphonic,mms,bisa
konek ke internet dengan menambah kabel,dan masih banyak fitur
lain.Harganya juga nggak terlalu mahal,hanya dua juta rupiah kurang
sedikit.
Lagi pula alhamdulilah,bulan ini lima bukuku terbit sekaligus. Jika
setiap buku aku dibayar satu juta rupiah sebagai DP,maka lima buku aku
mendapat lima juta rupiah. Belum lagi di tambah beberapa naskahku yang
masuk koran,tabloid,atau majalah.Alhamdulilah setelah sekian bulan aku
bekerja keras mengejar target demi memenuhi berbagai kewajibanku
sebagai seorang single parent bagi tiga anak yang semuanya lagi butuh
biaya, akhirnya aku bisa juga sedikit menabung atau memanjakan diri.
Setelah kepergian suamiku untuk menikah dengan perempuan lain yang tak
kurestui (sebab perangai perempuan itu menurutku membuatnya tak pantas
menjadi istri kedua bagi suamiku),aku memang harus bekerja ekstra
keras untuk memenuhi kebutuhan keluargaku,juga untuk melunasi sebagian
hutang.
Nah setelah kuhitung-hitung,agaknya aku juga perlu mengganti Nokia
3310-ku yang sudah masuk kategori barang langka ini dengan HP baru
yang agak lebih canggihlah. Awalnya sempat bimbang juga.Apakah ini
bukan pemborosan? Bukankah hp-ku yang lama masih bisa dipakai?
Bukankah aku juga tak terganggu dengan kekunoanya?
Tapi,namanya juga manusia.Wajar kan jika kukatakan aku mulai bosan
dengan layarnya yang tidak berwarna,dengan nada deringnya yang monoton
dan bentuknya yang bak kepala ikan lele?
Maka kuniatkan agar aku bisa memfungsikan si nokia baru itu sebagai
alat komunikasi yang membuatku makin baik,makin bermanfaat bagi orang
lain.
Jadi gimana,mbak? Jadi beli yang ini?"tanya pramuniaga yang agaknya
mulai bosan melihatku yang hanya bolak-balik kayak setrikaan panas
sambil mengagumi hp lucu itu. Aku menggigiti kuku telunjuk tangan
kananku,pertanda aku bimbang. Rupanya mbak pramuniaga menangkap
kebimbanganku itu. "bisa diskon kok kalau mbak mau. Atau mau ditambah
paket perdana.Mau simpati,kartu As,mentari,IM3,atau kartu bebas?"
waduh satu kartu saja aku lumayan ngap-ngapan ngasih makanya tiap
bulan,batinku. Sejenak terlintas bayangn anak-anaku. Ah,bayaran
sekolah mereka sudah lunas,begitu juga bayaran TPA mereka di
masjid,susu,makanan dan segala macamnya? Oh,alhamdulilah untuk bulan
ini aman dan damai. Tabunganku? Aku berpikir keras berusaha mengingat
saldo terakhir ATM ku.Yang jelas ada dua juta lebih sedikit,sedikitnya
itu berapa? yah,pokoknya cukuplah sebagai ganjal ATM hingga menunggu
transperan honor atau royalti berikutnya. "yah sudah deh mbak berapa
diskonya?" si mbak pramuniaga mengembangkan senyum termanisnya. "Lima
puluh ribu deh buat pelanggan special kayak mbak ini."
hah? itu mah sekedar basa-basi doang! "kurangi dua ratus ribu
deh,entar saya ambil kok."
si mbak langsung menatapku dengan ekspresi
please-deh-niat-beli-gak-sih? "lima puluh,mbak. Nah bawa pulang deh
ntu hp sama bonusnya." "bonusnya apa, mbak?"tanyaku.
Kantong kertas dengan logo hp gerai kami ini,"jawab si mbak,bete.
Akhirnya dengan bangga kutenteng nokia-ku dalam tas kertas berlogo
gerai itu (seperti janji si mbak).Alhamdulilah wahai nokia
ku,berjanjilah engkau,akan menjadi nokia perjuangan,nokia dakwah
seperti halnya kakakmu itu,si 3310.

***

malam itu, aku dan ketiga anakku,hasna,syima,dan aidil,sibuk dengan hp
baru. Kami berpotret bersama,memotret segala sesuatu dari yang
penting sampai yang ngak guna sama sekali,seperti boneka patrick dan
spongebob milik anak-anak, si dora kucing kami yang lagi menyusui
anak-anaknya,dan juga memotret kupu-kupu kecil yang sudah sedari
kemarin bertengger terus di jendela depan rumahku, kami juga sibuk
mendengarkan radio dari hp baru itu. Tak lupa main lampu senter dan
game yang ada di dalamnya.Belum lagi gonta-ganti nada dering dan
wallpaper.
"terus hp umi yang lama buat apa, mi?" tanya si sulung hasna. Yang
sudah berumur delapan tahun. Oh, iya ya? Aku tercenung."buat ima
aja,mi,"serobot syima,si tengah. "jangan, kita kan masih kecil,buat
apa pegang hp? Nanti dicopet orang jahat loh,"tukas hasna kenes.
"Buat dede aja,mi.Buat main potlet-potletan,"usul si bungsu aidil yang
baru berusia tiga tahun setengah. Serempak kedua kakaknya menyerbunya
dengan boneka sebagai tanda protes.
Aku sendiri masih berpikir.Ada beberapa pilihan sebenarnya.
Pertama,aku belikan sajalah lagi kartu perdana apalah.Kan sekarang
kartu perdana juga murah-murah. Kan lumayan buat nomer cadangan kalau
lagi habis pulsa.Lagi pula,siapa tau aku diundang ceramah penulisan
kemana gitu yang disana,enggak ada sinyal di hp-ku yang baru.Tapi,apa
aku sanggup kasih makan dua nomer sekaligus tiap bulan? Apa bukan
pemborosan namanya?
Kedua,aku biarkan saja buat mainan anak-anak. Toh modelnya juga sudah
out-of-date.Biar sekalian dibuang kalau sudah rusak betul. Kalau aku
kasih kartu perdana buat anak-anak,misalnya buat si sulung, juga belum
perlu. Pertama,karena aku selalu mengantar jemput mereka kemana pun
mereka pergi. Kedua,nanti adik-adiknya pasti pingin di belikan hp
juga.Kan bisa"meninggal"aku kalau begitu? Ketiga,bagaimana kalau
kuberikan saja pada yang memang membutuhkan hp tapi nggak mampu
membelinya? Ya,agaknya ini solusi terbaik. Aku masih bisa beramal
meski dengan hp bekas sekalipun! Alhamdulilah.
(bersambung)
modal 10 rb dapat sejuta

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More