Bintang,bulan dan matahari bukan tuhan

Sejak anak-anak, nabi ibrahim selalu meneliti alam sekitar. Apa yang dilìatnya dipelajari dan direnungkan. Ayahnya sendiri dan orang-orang sekitarnya,membuat patung-patung dari batu dan kemudian memujanya. Orang-orang yang sedang berada di dalam kesulitan mendatangi patung-patung atau berhala-berhala itu untuk meminta pertolongan.
Mengapa begitu? Pikiran dan renungan semacam inilah yang selalu memenuhi pikiran ibrahim dari anak-anak sampai remaja. Betulkah yang menciptakan atau yang menguasai jagat raya ini berhala-berhala itu? Betulkah dia yang harus dipuja? Betulkah berhala itu dapat menolong?
Ibrahim terus mencari penguasa tertinggi alam semesta ini. Penguasa yang tidak tertandingi. Peristiwa-peristiwa di cwah ini terjadi tatkala ibrahim masì berusia remaja. Suatu malam yang gelap gulita, ia melìat bintang-bintang bercahaya cemerlang di langit. Ia mengakui bintang-bintang itu sebagai Tuhanya.
"Inilah Tuhanku," katanya, "Aku tidak suka kepada yang terbenam."
Hal ini sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang yunani kuno. Mereka menganggap bintang-bintang sebagai dewa dan memberinya nama, seperti Yupiter,Merkurius,Apolo, dan lain-lain.
Kini muncul bulan lebih terang dari bintang.
"Inilah Tuhanku," ucap Ibrahim. Tetapi tatkala bulan pun terbenam, dia berkata, "sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."
Cahaya bulan terbenam dan munculah matahari. Cahanya lebih cemerlang dari bintang dan bulan.
"Inilah Tuhanku," kata ibrahim. " Ini lebih besar." Tatkala matahari pun terbenam, dia berucap, "Hai kaumku, sesunhuhnya aku terlepas dari apa yang kau persekutukan."
Akhirnya,ibrahim berkesimpulan bahwa benda-benda itu tidak ada yang abadi. Kalau begitu, pasti ada yang melebihi benda-benda itu. Dia abadi dan menguasai alam semesta ini. Itulah yang menurut pengakuaan Ibrahim, Allah subhanahu wataala. Penguasa langit dan bumi.
Cahaya allah swt. Tidak akan pudar sepanjang sejarah alam ini. Cahaya allah tidak ada yang dapat mengalahkan dan menandinginya.
Atas dasar kepercayaan itulah, Ibrahim menolak kepercayaan kaumnya mempertuhankan berhala-berhala. Mereka membuat berhala itu dari batu dan kemudian menyembahnya.
Azar ayah ibrahim,juga seorang pembuat berhala atau patung. Ibrahim memberi tahu kesalahan ayahnya dan mengajaknya menyebah allah swt. Tetapi, Ayahnya menolak ajakan ibrahim sehingga timbullah pertengkaran antara Ibrahim dengan ayahnya.
Sekalipun terjadi pertengkaran hebat, Ibrahim tetap mendoakan ayahnya agar Tuhan mengampuni dosa dan kesalahan ayahnya.
Doa Ibrahim, "Ampunilah ayahku, sesungguhnya ia termasuk golongan orang-orang sesat."
Tetapi, jika ayahnya tidak juga mau menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka Ibrahim menyerahkan diri ayahnya kepa Tuhan. Ayahnya memang telah sesat.

Posted in: