Artikel Terbaru

twitter

Senin, 10 September 2012

Adegan kebal dalam kesenian debus

      Debus adalah salah satu jenis kesenian tradisional rakyat jawa barat
dan Banten. Salah satunya seperti yang terdapat di daerah
pamengpek,kabupaten Garut.Menurut cerita,ilmu ini diperkirakan
tercipta pada rentang abad ke-13 oleh seorang tokoh penyebar agama
islam yang dikenal dengan sebutan Mama ajengan.
Mama ajengan mencari cara bagaimanakah jalan untuk dapat
menyebarluaskan ajaran agama islam,karena pada waktu itu masih banyak
kepercayaan dan agama lain yang dianut oleh masyarakat setempat.
Sedangkan ajaran agama islam pada waktu itu masih belum dapat di
pahami dan di mengerti maknanya.
Suatu ketika pada tengah malam bulan purnama,Mama ajengan
mengumpulkan para santrinya untuk bersama-sama belajar menabuh
seperangkat alat-alat yang terbuat dari pohon pinang dan kulit
kambing,sehingga dapat mengeluarkan bunyi dengan irama yang sangat
unik. Kemudian kesenian ini dinamakan Debus.
     Dengan cara menyajikan  kesenian ini,diharapkan dapat menarik masa yang banyak.
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dalam menjalankan tugas
menyebarluaskan ajaran agama,maka di samping belajar kelihaian menabuh
alat-alat tadi,pada akhirnya diajarkan pula ilmu-ilmu kebatinan baik
Rohani maupun jasmani. Dan salah satunya adalah ilmu kekebalan.
Umpamanya tahan pukulan benda-benda keras,kebal terhadap golok,dsb.
Di dalam rangka mempertunjukan kesenian Debus tersebut Mama ajengan
dan para santrinya yang telah mahir melakukan perjalanan ke luar masuk
kampung,bahkan ke berbagai kota untuk mengumpulkan
masyarakat,laki-laki dan perempuan,sambil memasukan pengaruh ajaran
islam lewat kesenian yang dipertunjukanya,Misalnya saja dengan
membawakan lagu-lagu sholawatan yang diambil dari kitab suci
alqur'an,yang isinya mengajak mereka untuk memahami dan melaksanakan
ajaran islam.
Demikianlah,Mama ajengan dan para santrinya mempopulerkan ajaran
islam lewat kesenian Debus,hingga berhasil meningkatkan para
pengikutnya hampir diseluruh daerah Garut. Terbukti dengan didirikanya
pesantren-pesantren,masjid-masjid dan surau.
Sampai sekarang secara turun-temurun kesenian Debus masih
dipergunakan sebagai media untuk menghibur para tamu yang datang ke
daerah tersebut,di samping sering juga disajikan pada acara hajatan
(kenduri) atau upacara hari besar islam.
Berbeda dengan Banten,mungkin ada versi lain dari sejarah lahirnya
kesenian Debus yang telah dikenal orang di mancanegara itu.
(Sumber: misteri) 

modal 10 ribu hasil melimpah

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More